1. BIOS
- Singkatan dari Basic Input Output System, dalam sistem komputer IBM atau PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis keluarga prosesor intel x6)merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang mampu melakukan hal hal berikut :
- Instalasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test , POST )
- Memuat dan menjalankan sistem operasi
- Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
- Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras menggunakan BIOS Runtime Service
- BIOS menyediakan antarmuka komunikasi tingkat rendah dan dapat mengendalikan banyak jenis perangkat keras (seperti keyboard) . Karena kedekatannya dengan perangkat keras , BIOS umumnya dibuat dengan menggunakan bahasa rakitan (assembly) yang digunakan oleh mesin yang bersangkutan
- Istilah BOIS pertama kali muncul dalam sistem operasi CP/M yang merupakan bagian dari CP/M yang dimuat pada saat proses booting dimulai yang berhadapan secara langsung dengan perangkat keras (beberapa mesin yang menjalankan CP/M memiliki boot loader sederhana dalam ROM) . Kebanyakan versi DOS memiliki sebuah berkas yang disebut “IMBIO.COM” (IBM PC-DOS) atau “IO.SYS” (MS-DOS) yang berfungsi sama seperti CP/M disk BIOS .
- Kata BIOS juga dapat diartikan sebagai “kehidupan” dalam tulisan yunani
2. BIOS Booting
- BIOS menjalankan flash memory onboard ketika komputer dinyalakan dan dia akan menginisialisasi chipset dan juga subsistem dari memori. Selanjutnya, dia akan mendekompres dirinya sendiri dari flash memory tadi untuk kemudian menuju ke memori utama dan mulai dieksekusi dari sana. Kode PC BIOS biasanya juga berisi semacam diagnosa untuk memastikan kondisi dari komponen hardware yang sifatnya penting, seperti misalnya keyboard, disk drive, I/O ports dan lain sebagainya. BIOS memastikan apakah alat-alat tersebut bisa berfungsi dengan baik dan diinisialisasi dengan benar. Hampir semua implementasi BIOS dapat mengeksekusi suatu program setup melalui CMOS memory. Memori ini menyimpan konfigurasi yang dapat diatur oleh user (seperti time, date dan juga informasi detail mengenai hardisk dan lain sebagainya) dan bisa diakses oleh BIOS. Pada implementasi BIOS yang modern, seseorang dapat memilih apa yang dibooting pertama kali, seperti CD, hardisk, floppy disk, flash keydrive dan lain sebagainya. Ini sangat berguna ketika Anda ingin menginstall suatu sistem operasi atau juga melakukan booting dari CD-ROM. Bahkan Anda juga bisa melakukan booting dari media USB. Beberapa sistem BIOS membolehkan user untuk memilih sistem operasi yang ingin diload (misalnya load OS lain dari hardisk yang berbeda dalam satu PC), meskipun cara ini sekarang lebih sering dihandle oleh fase berikutnya atau yang sering dikenal dengan tool boot loader.
3. BIOS Sebagai Firmware
- BIOS terkadang disebut sebagai firmware karena merupakan bagian integral dari suatu sistem hrdware . Sebelum 1990 , BIOS berada dalam chip ROM dan tidak bisa diubah . Seiring dengan semakin kompleksnya sistem dan juga kebutuhan akan “bisa diupgrade” maka sekarang BIOS firmware disimpan di dalam EEPROM atau flash memory device yang dapat dengan mudah di upgrade isinya oleh user . Sementara itu , kesalahan dalam proses upgrade dari BIOS akan menyebabkan sistem komputer tidak bisa diakses . Untuk mencegah BIOS corruption , maka beberapa motherboard yang baru memiliki backup BIOS (“Dual BIOS”board) meskipun demikian , banyak BIOS yang memiliki “Boot block” diman bagian ini adalah bagian dari ROM yang berjalan saat pertama kali dan tetap tidak bisa di update . Kode dalam boot block ini akan memastikan sisa BIOS block lainnya melalui prosedur checksum , hash , dan lainnya sebelum loncat ke block tersebut . Jika bot block mendeteksi adanya kerusakan atau corruption , maka dia akan melakukan booting melalui fllopy disk sehingga user dapat melakukan flashing lagi dengan image yang lebih bagus . Beberapa pembuat hardware seringkali mengeluarkan update BIOS untuk mengupdate dan upgrade produk mereka dan juga menghilangkan bug yang ada.
4. Firmware pada Card Adapter
- Suatu sisem komputer dapat berisi beberapa chip BIOS . Sebagai tambahan dari boot BIOS yang fungsi utamanya untuk mengakses komponen fundamental dari komputer , maka plugin adapter card seperti SCSI atau USB harddisk adapter atau network card dapat memiliki BIOS sendiri dan merupakan komplemen atau pengganti dari kode BIOS untuk komponen tersebut.
Untuk mencari eksansi ROM memori yang sudah dimapping selama proses booting , implementasi BIOS dari PC menscan memori real dari alamat 0xC8000 sampai 0xF0000 dalam batas 2 kilobyte mencari suatu signature 0x55 0xaa, yang mana diikuti dengan suatu byte yang mengindikasikan sejumlah 512 byte block dari expansion ROM mengambil alih dan menggunakan servis BIOS untuk memberikan user sebuah configuration interface , meregister interrupt vector yang digunakan oleh aplikasi setelah booting , atau menampilkan informasi diagnosa.
5. Spesifikasi BIOS Boot
- Jika expansion ROM ingin merubah cara dari suatu sistem melakukan booting (misalnya saja boot dari jaringan atau SCSI adapter dimana BIOS tidak memiliki drivernya) maka dia dapat menggunakan BIOS Boot Specification (BBS) API untuk meregisterkan kemampuan tambahannya . Sesaat setelah expansion ROM sudah teregister menggunakan BBS API , maka pengguna akan dapat memilih berbagai macam pilihan booting dari user interface BIOS . Hal ini yang menyebabkan mengapa kebanyakan implementasi BIOS yang compliant dengan BBS , tidak akan membolehkan pengguna untuk masuk ke dalam BIOS user interface sampai expansion ROM selesai dalam mengeksekusi dan meregister dirinya sendiri dengan API BBS
Beberapa contoh gambar BIOS :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar